Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah seorang mahasiswa yang ingin meruba dunia pendidikan lebih baik lagi

Senin, 01 Mei 2017

Resensi Buku Bahasa Indonesia Bahasa Kita///Ajib Rosidi



Judul Buku      : Bahasa Indonesia Bahasa Kita
Pengarang       : Ajip Rosidi
Penerbit           : Pustaka Jaya
Tahun Terbit    : 2010 (cetakan keempat)
Tempat Terbit  : Jakarta
Tebal Buku      : 188  halaman

Bahasa Indonesia Bahasa Kita
                                                                                                                                             
            Suara yang menyatakan kecemasannya terhadap masa depan bahasa Indonesia kian banyak terdengar. Orang mengeluh tentang kemampuan para pelajar dan mahasiswa, bahkan para guru dan para sarjana berbahasa Indonesia yang kian rendah. Orang mengelauh tentang kian banyaknya akronim, sehingga kalimat-kalimat yang dibaca hampir tidak dapat dipahami. Orang mengeluh tentang bahasa Indonesia yang awalnya demokratis menjadi kian feodalistis. Orang mengeluh tentang pengaruh bahasa Betawi melalui televisi, radio, flm, dan lain-lain media massa mengalakan kompanye berbahasa dengan “baik dan benar”. 
Kekurangmampuan itu tidak bisa dibatasi hanya dengan kompanye dengan seruan menggunakan bahasa Indonesia dengan “baik dan benar” sajaa. Hal itu merupakan akibat dari pengajaran bahasa selama ini yang tidak mencapai sasaran, baik di rumah maupun di sekolah, begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Buku bahasa Indonesia bahasa kita merupakan hasil penulisan Ajip Rosidi. Buku ini membahas tentang kecemasan bangsa Indonesia terhadap penggunaan bahasa Indonesia,  baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini terlihat dari pembahasan pertama dalam buku ini mengenai penerapan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah lebih menitikberatkan pada pengatahuan tentang bahasa, dan kurang dititikberatkan pada kemampuan berbahasa. Masih banyak masalah lain yang berkaitan dengan hal itu. Para penyusun buku pelajaran bahasa Indonesia yang sering tidak terlepas dari kerancuan, kekacauan, dan kerenjulan dalam menggunakan bahasa indonesia itu sendiri. Untuk itu perlu ada penelitian yang cermat dan objektif terhadap buku-buku yang akan diterbitkan sebagai buku pelajaran di sekolah.
Pembahasan kedua mengenai peran M. Yamin (1902-1962) dan A. Tabrani yang menjadi Ketua Panitia Kongres Pemuda Pertama yang menetapkan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan, dari sekian banyak bahasa daerah yang ada di Indonesia. Pada tahun 1974 pemuda Indonesia menyelengarakan Pra-seminar Politik Bahasa Nasional yang kemudian diikuti dengan Seminar Politik Bahasa Nasional pada tahun berikutnya. Dasar-dasar politik bahasa meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah dan Bhasa Asing.
Perkembangan bahasa Indonesia yang pada awalnya sangat mengagumkan, seakan-akan kehilangan arah, karena tidak mempunyai pemikir yang piawai. Yang banyak dikerjakan adalah pembuatan kata-kata singkatan yang kian lama kian semaunya. Pra-Seminar (1974) dan Seminar Politik Bahasa Nasional(1975), telah telah merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilaksanakan, tetapi setelah lewat seperempat abat, hanya sebagian kecil saja yang sudah dikerjakan. Hal itu disebabkan karena sebagian dari rencana kerja berada di luar wewenang Pusat Bahasa.
Bahasa Indonesia yang dipilih sebagai bahasa persatuan oleh para Bapak Pendiri Bangsa kita pada waktu Sumpah Pemuda 1928, berasal dari Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia bagi kebanyakan kita bukanlah sebagai bahasa ibu, karena itu harus kita pelajari di sekolah atau tempat lain. Patutlah Pemerintah bersunggu-sunggu dalam mengajarkan bahasa indonesia untuk masa depan bangsa indonesia.
Menjelang tahun 1960-an, tumbuh kesadaran sekelompok ahli bahasa bahwa pemakaian bahasa Indonesia dalam masyarakat sangat kacau, maka timbullah gagasan untuk memperbaharui ejaan sebagai usaha pembakuan bahasa. Hal itu terlihat dari pemakai bahasa Indonesia dalam masyarakat kian semeraut. Belakangan nampak gejala bahwa bangsa kita, terutama kaum elit yang sering berbicara melalui televisi atau radi, menganggap bahasa Indonesia tidak cukup terhormat (atau lebih tepat: tidak cukup gengsi) untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya, bahkan mereka lebih senang menggunakan bahasa inggeris dan bahasa beland, terlihat dari penyampaian pengatar perkuliahan dibeberapa kampus di Indonesia menggunakan bahasa belanda pada tahun 1950.
Kesemerautan berbahasa dalam masyarakat itu disebabkan karena pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dan diluarnya tidak cukup baik. Pada segi yang lain didorong oleh dibiarkannya keleluasaan penggunaan bahasa gaul dan bahasa seenaknya disiarkan melalui televisi yang sekarang telah masuk ke pelosok-pelosok yang paling terpencil, selanjudnya buku ini juga membahas tentang nasionalisme masyarakat Indonesia terhadap kelestarian bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang harus terus dijunjung tinggi sebagai paradikma bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia tidak begitu saja menjadi bahasa nasional atau bahasa negara untuk itu kita harus melestarikan dan mewariskan kepada setiap anak bangsa, sehingga bahasa Indonesia tetap terawat dan terjaga dari bahasa-bahasa lain yang ada di dunia. Ketika dalam Sumpah Pemuda 20 Oktober 1928 para pemuda wakil dari berbagai daerah mengakui bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dan sebagai bahasa persatuan yang akan dijunjung tinggi,  meskipun pemerintah Hindia Belanda tidak mau mengakuinya.
            Penggunaan Bahasa dalam buku ini sudah sesuai dengan cara penulisan yang baik, tetapi ada beberapa kata yang memang susah dan sulit dipahami oleh kami yang baru ada didalam dunia pendidikan di jenjang Universitas. Buku ini sangat bagus untuk mewarisi budaya khususnya dibidang bahasa Indonesia. Cover buku ini juga sangat bagus yang memberi nuansa keistimewaan. Buku bahasa Indonesia  cetakan keempat ini menjadi referinsi yang baik untuk siswa, mahasiswa dan yang lain. Buku  ini menjelaskan tentang perjalanan dan penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Akan tetapi terdapat sedikit kesenjangan dalam buku ini mengenai beberapa kata yang sulit dimengerti, istilah istilah lama yang mungkin sulit dimengerti oleh kalangan pelajar, serta buku ini sangat sedikit penjualannya sehingga susa untuk didapatpedehal buku ini merupakan hasil tulisan dari seorang yang memiliki pandangan yang luas tentang bangsa indonesia khususnya tentang bahasa Indonesia.



Mahasiswa PBSID STKIP BBG Mengikuti RAKERNAS HIMABSII ke 5 di Bali

Mahasiswa PBSID STKIP BBG Mengikuti RAKERNAS HIMABSII ke 5 di Bali ...