Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah seorang mahasiswa yang ingin meruba dunia pendidikan lebih baik lagi

Rabu, 29 Maret 2017

Artikel Ilmiah Peran Orang Tua Dalam Pendidikan

Peran Orang Tua Untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak
Dalam Pendidikan Karakter

Oleh
Aris Wandi
Pendahuluan
Persoalan kecerdasan anak menjadi hal penting dalam dunia pendidikan. Pembentukan karakter, kemampuan emosional, dan kecakapan, merupakan bagian dari pengembangan kecerdasan anak. Fenomena tersebut menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan kecerdasan anak sejak dini. Orang tua merupakan guru sekaligus motifator untuk meningkatkan  kecerdasan anak, sehingga orang tua memiliki peran yang sangat  penting dalam peningkatkan kecerdasan. Membimbing anak sejak dini, menanamkan nilai-nilai moral, khususnya dalam peningkatan kualitas kecerdasan adalah bagian dari peran orang tua dalam mendidik anak.
Karakter bangsa, berasal dari karakter-karakter individu di dalam bangsa tersebut. Karakter individu yang berdaya saing di era globalisasi tidak tumbuh dengan tiba-tiba, meliankan melewati proses panjang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan kepribadian individu.
Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Urie Bronfenbrenner (1986; dalam Santrock, 2007), mengungkapkan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu: microsystem, mesosystem, exosystem, macrosystem, dan chronosystem. Microsystem, merupakan lingkungan terdekat individu, dimana individu berinteraksi langsung dengan lingkungan. Pada anak, microsystem-nya adalah orangtua, guru, dan teman sebaya. Orangtua, guru, dan teman sebaya secara langsung berinteraksi dan memengaruhi perkembangan individu.
Alternatif lain kerap dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan adalah melalui pendidikan di luar sekolah yaitu dengan bantuan orang tua untuk membimbing anak. Usaha yang bersifat preventif ini diharapkan mampu mengembangkan kualitas anak bangsa sehingga dapat meningkatkan kecerdasan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa orang tua harus membutukan waktu yang lama dan proses yang tidak sederhana untuk dapat dilihat dampaknya namun pendidikan yang diberikan orang tua memiliki daya tahan dan dampak yang maksimal bagi anak.
            Salah satu cara dalam mengembangkan kecerdasan anak adalah melalui peran orang tua yang diharap mampu meningkatkan kemampuan berpikir dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi anak di rumah sekolah. Orang tua merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan anak dalam meningkatkan kecerdasan. Saat ini begitu banyak terobosan yang dilakukan oleh guru di rumah sekolah akan tetapi, hal itu tidak cukup perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua.
            Prinsip yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan anak adalah mengusahakan agar anak mampu berinteraksi dengan baik, baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, sudah seyodianya orang tua menjadi pendidik yang utama dalam meningkatkan kecerdasan maupun karakter anak.
            Dalam peningkatan kecerdasan anak suda diupayakan semaksimal mungkin demi terbentuk karakter anak ke arah yang lebih baik. Meskipun demikian jika  tanpa adanya kesadaran dari berbagai pihak khususnya orang tua dan guru dalam mengembangkan hal itu tidak akan terlaksana. Dalam meningkatkan kecerdasan yang dilakukan oleh orang tua yang merupakan pendidikan di luar sekolah diharapkan kepada anak agar memiliki kemampuan nalar yang tinggi khususnya dalam kereatifitas berpikir.



Pembahasan
            Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 3) “Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan, berpikir, bersikap, dan bertindak”.
            Darmiyati (2004: 110) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungan”.
            Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan sesama bangsa yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 
            Ditinjau dari difinisi di atas ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu: (1).  Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu tuhan (konservasi moral); (2) Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah, dan para pemimpin bangsa; (3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan); dan (4)  Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis). Yahya Khan, 2010: 2.  
            Pendidikan seorang ibu terhadap anak merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan. Maka dari itu, seorang ibu hendaknya bijaksana dalam mendidik anak. Dalam sebuah keluarga, tentunya yang sangat berperan adalah ayah dan ibu dalam mendidik anak. Sebagai orang tua sudah sepatutnya memahami dengan baik apa makna dari mendidik sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman antara mendidik dan melarang, menasehat atau memerintahkan anak. Tetapi harus dipahami bahwa mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada anak agar dapat memahami lingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung jawab.
            Ada hubungan kausal antara bagaimana orang tua mendidik anak dengan apa yang diperbuat anak. Atau ibaratnya apa yang orang tua tabur itulah yang nanti akan dituai. Peran orang tua dalam mendidik anak tidak dapat tergantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan atau institusi formal lainnya. Karena bagaimanapun juga tanggung jawab mendidik anak ada pada pundak orang tua
            Sebagai amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan- Nya, anak memerlukan pendidikan yang baik dan memadai dari orang tua. Pendidikan ini bermakna luas, baik berupa akidah, etika maupun hukum islam. selain itu pendidikan tidak hanya dapat dijalankan di sekolah, tetapi juga di rumah. 
            Pendidikan di sekolah hanya dilakukan jika anak sudah cukup umur. Sedang pendidikan di rumah dimulai sejak masih kecil sampai beranjak dewasa. Rasulullah mengajarkan bahwa jika anak sudah mendekati masa baligh, hendaknya dipisahkan antara tempat tidur anak laki- laki dengan anak perempuan.

            Orang tua diperkenankan menghukum pada umur sepuluh tahun, kalau ia lalai menunaikan kewajiban. Hukuman bagi anak tidak boleh bersifat menyakiti atau menimbulkan cacat. Jika orang tua memerintahkan sesuatu kepada anak maka mereka juga melaksanakan perintah tersebut. Perintah orang tua yang tidak disertai teladan, sulit untuk dipatuhi anak.

            Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui peran orang tua dan kembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Hal ini tak lepas dari pengawasan dan tanggung jawab orang tua. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukan dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada  akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan  yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter karena peran orang tua sebagai pusat pendidikan dasar sebelum anak masuk ke lingkungan sekolah. Diharapkan peran orang tua menjadi salah satu pencapaian anak dalam meningkatkan kecerdasan, baik kecerdasan emosional maupun kecerdasan ilmu pengatahuan.

Penutup
            Dalam sejarah perkembangan lembaga pendidikan, dijelaskan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan paling tua, dapat dikatakan bahwa lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan sejak adanya manusia, dimana orang tua yakni ayah dan ibu sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik, karena pendidikan dimulai sejak adanya manusia.
            Peranan keluarga dalam pendidikan yang berhubungan dengan anak  didalamnya terdapat pula beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan diantaranya: sifat menggantungkan diri, kedudukan anak didalam keluarga dan kesulitan-kesulitan pendidikan, karena keluarga adalah lembaga yang tertua yang bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak dan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.
Daftar pustaka
            Kusuma, Doni, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global Jakarta: Grasindo, 2007.
            Amin Ahmad, Etika (Ilmu akhlak), Jakarta: Bulan Bintang, 1995
            Munir Abdullah, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pedagogia, 2010.

            Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Jogjakarta: Prismasophie.

Mahasiswa PBSID STKIP BBG Mengikuti RAKERNAS HIMABSII ke 5 di Bali

Mahasiswa PBSID STKIP BBG Mengikuti RAKERNAS HIMABSII ke 5 di Bali ...